Sedap laba dari usaha makanan khas Sunda

Sedap laba dari usaha makanan khas Sunda

JAKARTA. Nama Bumbu Desa mungkin sudah tidak asing di telinga Anda. Restoran yang dirintis Arief S. Wirawangsadita sejak 2004 ini mengusung menu masakan Sunda. Gerai  restoran ini sudah menyebar ke berbagai wilayah Indonesia, bahkan Malaysia.

Menu yang ditawarkan mulai dari ayam goreng, ayam bakar, sayur asem, lalapan, dan beragam gorengan. Setiap menu dibanderol mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 90.000.

Arief mulai menawarkan peluang kemitraan sejak 2009.  Kini, sudah ada 58 gerai restoran Bumbu Desa. Hanya tiga restoran aja yang dimiliki Arief. "Rencananya, kami akan buka cabang di Vancouver, Kanada," ujar Satria Akbar, Senior manager Marketing dan Bussines Development Bumbu Desa.

Jika ingin menjadi mitra Bumbu Desa, Anda harus berani berkompetisi. Satria bilang, pusat menetapkan sejumlah kriteria yang harus dipenuhi untuk menjadi mitra. Pertama-tama,  harus sudah memiliki pengalaman menjalankan usaha atau ritel. Kemudian,  da pat mengidentifikasi lokasi yang tepat.

Calon mitra akan diseleksi melalui enam proses, yaitu, pendaftaran, wawancara, survei, perjanjian, persiapan, dan pembukaan outlet.

Balik modal 3 tahun

Bumbu Desa mengemas dua paket investasi, yaitu restoran dan mal. Untuk paket restoran yang berdiri sendiri, mitra harus merogoh kocek berkisar Rp 1,8 miliar hingga Rp 3 miliar. Investasi itu sudah termasuk lokasi dan bangunan, peralatan masak, peralatan restoran, dan pelatihan.

Sedangkan, untuk konsep di mal, mitra harus menyiapkan investasi Rp 600 juta hingga Rp 1,5 milyar. "Sebaiknya mitra yang membuka gerai di mal memiliki dapur sendiri," papar Satria.

Tiap bulan, mitra diproyeksikan bisa meraup omzet sekitar Rp 250 juta. Jika target laba bersih 20%-30% tercapai, mitra sudah bisa balik modal dalam 2-3 tahun. "Pahit-pahitnya di bawah 5 tahun, tapi rata-rata mitra sudah balik modal kurang dari 3 tahun," klaim Satria.

Pusat akan men gutip biaya royalti dari mitra sekitar 5% -8% dari omzet bulanan. Selain itu, mitra wajib membeli  bumbu dasar dari pusat.

Pengamat waralaba dari Franchise Technology Utomo Njoto menilai, ada tiga hal yang perlu diperhatikan mitra supaya bisa sukses mengembangkan usaha Bumbu Desa ini. Pertama, menentukan lokasi yang sesuai dengan karakter makanan tersebut. Misalnya, bidik pasar yang suka ready food, dan jangan pasar yang ekspektasinya makan fresh food.

Kedua, mitra harus teliti dengan perhitungan yang diberikan, mulai dari target omzet hingga margin. "Margin keuntungannya kalau bisa 20% masih bagus, tinggal pembuktiannya,“ tutur Utomo.  Mitra juga harus berhati-hati dengan harga sewa tempat, khususnya di mal yang cukup mahal.

 Terakhir, belajar dari mitra baik yang berhasil maupun yang pernah gagal. Utomo bilang, kegagalan tidak selalu negatif, yang terpenting tidak melakukan hal yang sama. Mitra justru bisa mencari solusi dari kegagalan itu.

0 comments:

Post a Comment